KOTA PONTIANAK – sinarraya.co.id Langit Kota Pontianak pagi itu kelabu, seolah menyimpan seribu kisah di balik awannya.
Namun, bagi Plt Ketua PWI Kalbar, Wawan Suwandi, cuaca tak pernah jadi penghalang untuk merajut tali persaudaraan.
Kamis, 14 Agustus 2025, menjadi saksi sebuah audensi penuh makna antara pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalbar dan Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Aloysius SH, M.Si.
“Ini bagian dari proses. Silaturahmi adalah nafas pergerakan kita,” ujar Wawan dengan senyum khasnya, matahari yang bersembunyi di balik mendung seakan tak mampu meredam semangatnya.
*Merajut Kembali Kesolidan di Tengah Tantangan Zaman*
Dalam ruang pertemuan yang dipenuhi nuansa kekeluargaan, Wawan menegaskan pentingnya kolaborasi tiga pilar wartawan, pemerintah, dan swasta.
“Kesolidan ini bukan sekadar retorika, tapi pondasi untuk menghadapi disrupsi teknologi, termasuk AI,” tegasnya.
Aloysius, dengan gaya bicaranya yang tenang namun penuh wibawa, mengangguk setuju.
“Wartawan hari ini ibarat pahlawan tanpa tanda jasa. Di tengah banjir informasi, integritas adalah benteng terakhir,” ujarnya, menyentuh hati semua yang hadir.
*Dukungan Nyata untuk UKW dan Kongres PWI 2025*
Pertemuan ini bukan sekadar basa-basi. DPRD Kalbar menyatakan dukungan penuh terhadap dua agenda besar PWI:
– Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di Gedung Nusantara PLBN Entikong, 21-23 Agustus 2025.
– Kongres PWI 2025 pada 29-30 Agustus mendatang.
“Ini momentum untuk menegaskan eksistensi pers yang berkualitas,” tandas Aloysius.
*Jurnalisme di Era AI, Antara Peluang dan Ancaman*
Pesan paling menggugah datang ketika Aloysius mengingatkan, “AI bisa menulis, tapi tidak punya hati nurani. Di sinilah peran wartawan tak tergantikan.”
Wawan juga menambahkan, “Kami tak anti-teknologi, tapi etik dan kualitas harus tetap jadi kompas.”
*Jejak Langkah Menuju Kalbar yang Lebih Terinformasi*
Audensi ini adalah babak baru untuk:
– Meningkatkan literasi media masyarakat.
– Memperkuat regulasi perlindungan wartawan.
– Membangun ekosistem pers yang berkelanjutan.
Matahari akhirnya menembus awan ketika pertemuan usai. Seperti metafora untuk harapan baru: kolaborasi yang hangat antara PWI Kalbar dan DPRD akan menjadi cahaya bagi jurnalisme Kalimantan Barat.
“Kami mungkin tak bisa mengubah arah angin, tapi kami bisa menyesuaikan layar untuk tetap melaju,” pungkas Wawan, mengutip pepatah lama dengan senyum optimis.(*/zir)