sinarraya.co.id|Sumbar – Acungan jempol memang pantas diberikan kepada Lembaga Lingkungan Hidup AMPHIBI (Aliansi Masyarakat Pemerhati Lingkungan B3 Indonesia) yang telah bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup untuk mewujudkan program kebersihan lingkungan. Hal ini di awali dengan adanya program yang bertajuk Aksi Bersih Danau Singkarak, di Nagari Padang Laweh, Malalo kec. Batipuh Selatan kab. Tanah Datar, Minggu (14/7/2019).
Seperti yang disampaikan Agus Salim Tanjung, S.Sos dalam jumpa pers, berharap aksi kepedulian Danau Singkarak ini bentuk dari kepedulian AMPHIBI terhadap lingkungan.” Misi kami sendiri adalah perbaikan lingkungan hidup dan sosial kemasyarakatan di NKRI. Seperti dalam himbauan kami, aksi bersih Danau Singkarak ini merupakan bentuk kepedulian kita dalam menjaga kelestarian dan kebersihan alam Minangkabau dari pencemaran sampah plastik dan limbah. Untuk itu, kami mencoba menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup agar target kita Danau Singkarak bebas sampah rampung antara Tahun 2020 – 2022, seperti yang sudah kita laksanakan di Jawa Timur, kampung warna warni dan juga di Bekasi, Situ Rawa Gede yang dulunya merupakan danau sampah, kini kita sulap menjadi obyek wisata air.” Ujar Agus Salim.
Lebih lanjut lagi ujarnya, konektivitas mulai dari pemerintah pusat sampai ke daerah bahkan berbagai elemen masyarakat sendiri ikut berperan dalam terwujudnya program ini. Tinggal bagaimana kita mengaplikasikannya agar Danau Singkarak khususnya bisa bebas dari sampah.
Hampir senada, Agus Saprudin, Direktorat Pengolahan Sampah mengatakan,” kami berharap Indonesia bebas sampah. Ini merupakan program nasional, dimana sebelumnya kita sudah memberikan sosialisasi kepada masyarakat luas, dan saat ini kita tinggal melakukan aksi, yang nantinya akan di tindak lanjuti oleh pemerintah provinsi dan kabupaten kota. Untuk itu, kita butuh kerja sama mulai dari pusat sampai ke lapisan masyarakat termasuk kenagarian sendiri. Kita harapkan, ini merupakan pilot projects bagi Sumbar, terutama Danau Singkarak, dimana disamping danau itu sebagai geopark, juga bisa menjaga kelestarian spesies ikan bilih yang mulai terancam punah.” Kata Agus.
Menambahkan, Kepala Dinas Perkim dan LH Kab. Tanah Datar, Ir. Desy Trikorina berharap agar program ini berkelanjutan.” Tanah Datar juga ikut mensukseskan kebijakan nasional. Kita sudah berupaya mensosialisasikannya dari tahun 2017, bagaimana cara menanggulangi sampah yang ada di lingkungan kita terutama Danau Singkarak. Pelatihan tentang cara pengolahan sampah organik pun sudah kita lakukan, itu bisa dilihat dari bank sampah yang ada di kenagarian di Kab. Tanah Datar. Untuk menuju sukses, kami berharap kepedulian masyarakat dan seluruh elemen masyarakat bersinergi agar kesadaran tentang larangan membuang sampah sembarangan itu tidak di lakukan, terutama di Danau Singkarak, sesuai dengan kebijakan daerah, mulai dari gerakan membawa tambra, gerakan satu nagari satu bank sampah, gerakan membawa keranjang atau tas belanja dan gerakan marawa, menanam bunga dan merawatnya bisa terwujud.” Pungkas Desi kepada awak media.(red)
Leave a Reply